Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Di
dunia ini kita hidup berbaur deengan masyarakat setiap harinya, dimana suatu
konflik bisa muncul kapan saja karena kita setiap hari selalu berinteraksi
dengan masyarakat lainya.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai
bukti kuatnya ikatan itu. Paa diri setiap anggota terkandugn makna adanya
saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik
megnarah kepada yang hang positif maupun negative. Sakit anggota masyarakat
satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu
harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi
ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi
disorganisasi.
Sering
kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai
oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari,
karena sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya
keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang
keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.. Sudah tentu
sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Prasangka
atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya
sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut :
1. semula diartikan sebagai suatu presenden,
artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
2. dalam bahas Inggris mengandung arti
pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat,
tergesa-gesa atau tidak matang
3. untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan
pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang
telah diambil tersebut
Dalam
konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok
etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”.
Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan
dari beberapa pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai
sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.
Sebab-sebab
timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. berlatar belakang sejarah
2. dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. bersumber dari factor kepribadian
4. berlatang belakang perbedaan keyakinan,
kepercayaan dan agama
Usaha-usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan kesempatan belajar
3. Sikap terbuka dan sikap lapang
ETNOSENTRISME
Setiap
suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan
sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung
menganggap kebudayaan mereka sebagai
salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala
yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai,
dipandang sebagai suatu yang kurang
baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya. Hal tersebut dikenal
sebagai Etnosentrisme, yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai dan norma
kebudayaan sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan
dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Etnosentirisme
merupakan gejala sosial yang universal, dan sikap yang demikian biasanya
dilakukan secara tidak sadar, dengan kata lain kecendrungan tidak sadar untuk
menginterpresntasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur
kebudayaannya sendiri. Etnosentrisme dapat dianggap sebagai dasar ideologi
Chauvinisme yang pernah dianut oleh
orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih
ungguk dari bangsa-bangsa lain dan memandang bangsa lain sebagai inferior, lebih
rendah, nista, dan sebagainya.
Terdapat
3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau
baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2. Unti-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar